Kisnewsonline – Cilegon, Batik merupakan salah satu warisan budaya di Indonesia. Begitu banyak jenis batik di Indonesia yang memiliki ciri khas daerahnya masing-masing, salah satunya batik Karakatoa, salah satu batik khas Cilegon yang menampilkan kearifan dan budaya lokal.
Batik Krakatoa diciptakan oleh sepasang suami istri yang sekarang menjabat sebagai Wali Kota Cilegon, yaitu Helldy Agustian dan Hany Seviatry.
Batik Krakatoa ini memiliki sanggar yang di namakan Sanggar Batik Krakatoa yang dikenal akan pengolahan pembuatan batik khas Cilegon. Nama Sanggar Batik Krakatoa sendiri terinspirasi dari nama Gunung Krakatau.
Owner Sanggar Batik Krakatoa yang juga merupakan istri Walikota Cilegon Hany Seviatry mengatakan sanggar ini berdiri sejak 22 Februari 2014, dan berlokasi di Jalan Teuku Cik Ditiro, Kedaleman, Cibeber, Kota Cilegon, Banten.
” Awalnya Kita bikin batik itu ide dari bapak, bapak waktu itu kan memang senang pakai baju batik, terus kebetulan ada teman yang punya batik Betawi, dia nawarin ke kita mau bikin batik engga, dari situlah kita beranikan diri dan kita coba,. alhamdulillah kita bikin batik yang memang motifnya tentang khas Cilegon Banten, fari situlah kita di support sama teman, awalnya semua bahan baku alat-alatnya dibantu sama teman,” ungkap Hany. Kamis (16/11/23).

Menurut Hany saat ini batik Krakatoa memiliki 60 motif batik dan 15 motif batik tulis Khas Cilegon. Adapun jenis batik yang di produksi diantaranya batik cap motif Sate Bebek Cilegon, Kue Gipang, Landmark Cilegon, Debus, Melinjo, Batik Menara masjid Agung Cilegon, , Gunung Krakatau, Batik Daun Melinjo, Paku Banten, Sate Bandeng dan masih banyak motif batik jenis lainya.
” Yang jadi best seller tuh motif Gunung Krakatau, Gunung Krakatau aja ada tiga macam, gunung Krakatau bulat, gunung Krakatau yang biasa pokoknya ada gunung Krakatau, kemudian ada sate bebek, ada sate bandeng, ada rampak bedug ada debus, dan ada pabrik kimia,” terangnya.

Hany juga mengatakan untuk pemasarannya sendiri dia lakukan melalui media sosial, kemudian apabil ada tamu dari luar kota selalu berikan batik Krakatoa sebagai Souvenir, dan ada juga di jual melalui gerai Deskranasda Cilegon.
” Biasanya ada tamu dari luar kota kit ajak ke sanggar batik Krakatoa dan kita berikan Souvenir, selain itu banyak juga yang membeli untuk oleh-oleh,” katanya.
Batik Krakatoa ini memiliki keunggulan dan keunikan tersendiri dimana motifnya menggunakan suasana alam seperti gunung Krakatau , ombak laut, dan menggunakan warna-warna yang indah.
“Pembuatan Batik Krakatoa kita masih tradisional, menggunakan tenaga manusia. untuk designnya sendiri Kya masih menggunakan manual,” ungkap Hany.
Hany juga mengatakan, saat ini Sanggar Batik Krakatao miliknya mempekerjakan 16 warga.
“Awalnya kita punya pegawai 30 orang, tapi karena beberapa ada yang menikah, jadi tidak lanjut bekerja di sini sekarang tinggal 16 orang, sebenarnya kita juga pengen nambah pegawai tapi di Cilegon ini susah mencari pegawai yang ahli bisa batik, beda kalau di Solo atau Cirebon, mereka sudah ada bakat membatiknya,” ujarnya.
Untuk melestarikan batik, Sanggar Batik Krakatoa juga sering dikunjungi anak sekolah untuk memepelajari bagaiman proses membuat batik dari awal.
” Sekarang batik itu kan jadi mulog di Cilegon, di sekolah mereka mendapatkan materi membatik untuk prakteknya mereka melakukannya d Sanggar Batik Krakatoa ini. Kalau anak TK mereka cuma di kasih lihat cara membatik tapi kalau nak SD kelas tiga keatas mereka mempraktekkan membatik menggunakan canting,” jelas Hany.

Hany berharap generasi penerus bangsa bisa melestarikan budaya warisan bangsa Indonesia yaitu batik.
” Semoga dengan adanya sanggar Batik Krakatoa ini budaya batik akan terus berlanjut sampai anak cucu kita nanti,” pungkasnya. (ADV/Ssk).