CILEGON, KNO – Perwakilan tim sukses (timses) dari empat Pasangan Calon (Paslon) Walikota dan Wakil Walikota Cilegon melakukan pertemuan di salah satu restoran di Kecamatan Grogol, Rabu (25/11/2020).

Dalam pertemuan itu mereka sepakat untuk bersama mengawal jalannya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Cilegon berjalan damai, bersih, dan jujur.

Pertemuan itu diinisiasi oleh Mahfud Hasan, salah satu timses Paslon 03 Iye Iman Rohiman dan Awab.

Pertemuan itu dihadiri oleh perwakilan seluruh timses. Dari kubu Paslon 01 Ali Mujahidin dan Firman Mutakin, hadir Ismatullah.

Isbatullah Alibasja datang mewakili timses Paslon 02 Ratu Ati Marliati dan Sokhidin. Sedangkan dari tim Paslon 03 hadir juga Edi Supandi. Untuk Paslon 04 Helldy Agustian dan Sanuji Pentamarta diwakili oleh Pauri D Samal.

Sebagai inisiator, Mahfud Hasan menjelaskan, pertemuan itu dilakukan karena ia menilai seluruh elemen termasuk timses bertanggungjawab agar Pilkada 2020 berjalan sukses.

“Adem tak hanya di atas, tapi juga di bawah, kecintaan kita kepada kota Cilegon harus mengalahkan ego kita masing-masing,” ujar Mahfud.

Mahfud menginginkan Kota Cilegon tetap kondusif kendati sedang menggelar pesta demokrasi pemilihan Walikota dan Wakil Walikota.

Untuk itu, ia berharap pertemuan itu bisa menjadi contoh bagi semua lapisan masyarakat untuk tetap menjaga silaturahmi dan kebersamaan kendati berbeda dalam pandangan politik.

Pada pertemuan itu, Mahfud juga mengajak kepada timses dan semua lapisan masyarakat untuk mengawal siapapun yang terpilih menjadi Walikota dan Wakil Walikota Cilegon nanti.

“Siapapun yang jadi nanti harus dikawal secara bersama-sama, untuk membangun kota Cilegon, kalau ada kebijakan yang melenceng perlu kita ingat kan, kemudian kita semua pun dilibatkan dalam proses pembangunan,” ujarnya.

Pertemuan itu mendapatkan apresiasi dari seluruh perwakilan timses. Ismatullah yang mewakili kandidat 01 menilai pertemuan itu bisa semakin mengokohkan jalinan kekeluargaan.

“Jadi tidak ada sekatan politik meskipun berbeda pandangan politik, jelas harapan kita untuk kondusifitas Kota Cilegon. Kebersamaan ini diharapkan bisa diikuti oleh masyarakat,” ujarnya.

Dijelaskan Ismatullah, dalam Kontestasi perlu strategi untuk menangkan kandidat, tapi tak perlu ada gesekan yang berkepanjangan yang mengakibatkan perpecahan.

“Kalau gesekan kecil wajar,” ujarnya.

Hal senada diutarakan oleh perwakilan dari timses 02 Isbatullah Alibasja. Menurutnya, seluruh timses yang hadir dalam pertemuan itu memiliki jalinan pertemanan.

Pertemuan itu pun terjadi diduga Isbatullah karena kegelisahan Mahfud yang melihat kesan adanya perpecahan karena perbedaan pilihan politik.

“Melihat situasi ini tergerak hatinya untuk berupaya mendinginkan suasana. Memang jelang pemilihan situasi semakin panas,” ujar Isbatullah.

Kata Isbatullah, fakta di lapangan menunjukkan jika gesekan antara masyarakat sudah terjadi dan semakin tinggi intensitasnya akibat perbedaan pandangan politik.

“Di tingkat elite cenderung bisa menghargai perbedaan, tapi pertarungan dibawah tidak, pertarungan antar keluarga, tetanga bisa ribut, itu terjadi, itu fakta di lapangan. Sehingga butuh membangun semacam ini, semua tim tentu mengejar kemenangan tapi setidaknya mengurangi tensi politik yang akhir ini memanas,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, mewakili timses Paslon 03, Edi Supandi menilai kegiatan seperti itu harus sering dilakukan.

“Kita berhatap mampu memberikan pelajaran kepada masyarakat. Di luar strategi masing-masing yang dilakukan Paslon, hubungan silaturahmi tetap terjalin,” ujarnya.

Menurutnya, untuk menjaga kondusifitas Pilkada, jangan lagi bicara soal kelemahan masing-masing Paslon tapi bagaiamana caranya memengaruhi masyarakat untuk memilih kandidat yang diusung.

“Kita jangan memperkeruh masyarakat menuju perpecahan. Kalau gesekan di tengah masyarakat bukan hanya di Pilkada, dalam pemilihan apapun pasti ada, tapi melalui pertemuan ini kita bersama berupaya mengikis gesekan itu.

Pauri D Samal, sebagai perwakilan dari Timses 04 menilai masih ada beberapa timses yang memancing gesekan dengan kata-kata yang tidak pantas di medsos.

Ia menduga hal itu terjadi karena tidak mampu menerjemahkan narasi yang dibangun oleh masing-masing timses.

Untuk itu, ia berharap pasca pertemuan ini tak ada lagi hal tersebut. Semua pihak, baik tataran elite maupun akar rumput bersama-sama menjaga kedewasaan dalam berpolitik.

“Jangan melukai dengan money politik, dengan jargon kemarahan. Pilkada damai bersih dan jujur, dengan proses itu menghasilkan pemimpin yang baik, kalau prosesnya tidak baik jangan berharap hasilnya baik,” ujarnya.

Ia pun sepakat dengan Mahfud, siapapun pemenangnya harus mampu mengambil semua pihak menjadi bagian pembangunan di Kota Cilegon. (**)

Facebook Comments

By admin

Leave a Reply