Kisnewsonline-Cilegon, Radeng (Rabeg Dengdeng), merupakan salah satu produk unggulan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Cilegon yang sering mensuplai pasukan PBB Indonesia di Afrika. Walaupun sistemnya masih Jasa Titipan (Jastip) akan tetapi ini menjadi suatu kebanggaan luar biasa, di tambah lagi masih banyak negara lainnya yang pernah membeli produk makanan Radeng ini meskipun hanya lewat jasa titipan.

Owner Radeng (Raja Rabeg dan Dengdeng) Deni Irawan mengatakan baru empat tahun membuka usaha Radeng ini, ada tiga makanan yang di produksi yaitu Rabeg, Dengdeng, dan Keripik kentang Mustofa, dan semua produknya ini sudah bentuk kemasan.

“Alhamdulillah produk saya ini sudah masuk di retail modern, resto-resto, juga centra oleh-oleh, dan saya beryukur selama ini tidak ada hambatan dalam pemasaran,” kata Deni. saat ditemui di klinik UMKM Cilegon, Jumat (27/10/23).

Menurut Deni produknya ini sudah banyak di kirim ke beberapa negara meskipun masih melalui jasa titipan, diantaranya ke Belanda, Australia, Malaysia, Singapura, Dubai, Paris, Rusia, dan Mesir.

Selain itu produk Radeng ini rutin dikirim ke Afrika untuk pasukan PBB Indonesia yang ada di Afrika, dan prosesnya sama masih menggunakan jasa titipan dengan mengirim ke Jakarta dan kemudian akan di bawa oleh tentara yang akan berangkat ke Afrika. Dan produk Rabeg dan Kentang Mustofa yang jadi favorit.

” Kita biasa kirim sekitar 100 sampai 200 kemasan. Untuk harganya sendiri kalau kentang Mustofa harganya Rp.15 ribu per 70 gram, untuk Rabeg dan Dengdeng kemasan 70 gram di bandrol Rp 70 ribu , kalau untuk kemasan kaleng harganya Rp 50 ribu per 70 gram, dan satu-satunya Rabeg, dan Dengdeng kemasan kaleng ini baru saya saja yang memproduksi,” terang Deni.

Deni yang juga merupakan Ketua FKPU Cilegon ini mengatakan bahwa untuk kemungkinan untuk bisa ekspor produknya sangatlah bisa, karena dia sudah tiga kali mengikuti kelas ekspor yang di gelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperidag) Cilegon, dan dinas terkait lainnya.

“Harapannya dengan mengikuti trade ekspor Indonesia ini kita bisa dapat buyer, karena produk saya kan konsepnya daging kemasan, walaupun tidak semua negara bisa kita masuki, mudah-mudahan ada beberapa negara yang bisa di masukin terkit ada peraturan terbaru ekspor daging agak susah, tapi saya masih ada produk kentang Mustofa, dan ini termasuk cemilan tapi bisa juga digunakan untuk lauk, mungkin di negara-negara sana bisa diterima, karena kebanyakan keripik kentang olahannya mixing tepung kalau produk kita 100 persen asli kentang, jadi rasa kentangnya lebih terasa, dan berani bersaing daripada keripik kentang yang sudah di mix ,” kata Deni.

Deni menambahkan bahwa dia menargetkan bisa pasarkan produk-produknya di 1000 sampai 2000 toko, baik itu retail modern, resto, maupun central oleh-oleh.

“Kita punya target seribu sampai dua ribu toko yang menjual produk kita, saat ini baru 100 toko baik retail, resto maupun centra oleh-oleh, dan sya juga berharap bisa ekspor skala kontainer, kebetulan kita sudah termasuk produksi tingkat sedang, kita produksi kentang Mustofa itu sudah tonasi (Ton) sekali produksi,” tandasnya. (ADV/Ssk).

Facebook Comments

By admin