
CILEGON, KNO – Balai besar Wilayah sungai Cidanau, Ciujung, Cidurian memberi peringatan dan meminta agar para pedagang yang berjualan di sepanjang bantaran kali Pasar baru Kranggot untuk segera membongkar bangunannya, Hal itu disampaikan melalui surat yang telah diberikan kepada para pedagang pada Selasa (16/02/2021).
“ Kita memberikan surat sudah kelima kali kepedagang yang berjualan di irigasi, pada prinsipnya mereka banyak mengotori irigasi, kita tidak segan – segan, jadi pedagang tidak diperolehkan berjualan disana lagi” Ucap Madrudin Selaku Pengawas dan Ketertiban pada Balai Besar Cidanau, Ciujung, Cidurian.
Dari surat yang sudah dilayangkan ke para pedagang, Balai besar memberi waktu selama 1 minggu bagi bagi para pedagang untuk membongkar sendiri bangunannya, jika masih membandel maka akan dibongkar paksa oleh pemerintah.
“Kita beri waktu satu minggu dari surat yang kita berikan hari ini,kalu tidak dibingkar sendiri akan dibongkar paksa opleh pemerintah dan kita sudah berkoordinasi dengan Walikota, UPTD, camat dan kelurahan, dan mereka mengapresiasi”Tutur Madrudin

Sementara Deni Basriadi selaku ketua Paguyuban Pedagang Pasar Baru Cilegon (P3BC) mengapresiasi langkah Balai besar yang akan menertibkan para pedagang yang berjualan dipasar baru kranggot tersebut, dan dirinya berharap pasar baru kranggot yang sudah didirikan di masa Walikota Cilegon pertama bisa kembali tertata dengan Baik serta bisa meningkatkan Pendapat Asli Daerah (PAD).
“Pasar baru kranggot ini harus kembali ke marwahnya, dibangun di masa wali Sepuh untuk meningkatkan Pendapatan Asli daerah (PAD) dan Perekonomian Masyarakat, Rapih dan tertata, tapi saat ini sangat Acak – acakan, walau berganti kepala UPTD ternyata belum mampu membenahi pasar kranggot, dan tidak mudah bagi Pemimpin baru nanti bila ingin menjadikan pasar ini modern jika Pedagang dan masyarakat serta semua pihak tidak bersungguh –sungguh dan memiliki kesadaran” Ucap Deni Basriadi
Dengan adanya surat pembongkaran bangunan untuk para pedagang yang berjualan disepanjang bantaran kali, Deni mengatakan hal ini sudah dilakukan beberapa kali oleh pemerintah kota Cilegon, namun dalam perjalanannya, para pedagang tersebut kembali berjualan di bantaran kali tersebut.
“Sudah beberapa kali dibongkar, ditertibkan, tapi setelah beberapa minggu mereka berjualan lagi, Action pemerintah hanya sampai disitu aja, gak ada kelanjutan dalam pengawasannya, Ada beberapa hanggar yang diperuntukan bagi pedagang yang nilainya Milyaran tapi tidak di manfaatkan, sampai saat ini Kosong” Pungkas Deni

Ditambahkan Bidang Humas P3BC, Budi Anto, Bahwa Pihaknya sudah berkali – kali meenyampaikan agar hanggar yang kosong tersebut bisa dimaksimalkan untuk ditempati oleh para pedagang disepanjang bantaran kali, namun sampai saat ini belum juga terealisasi,
“Kita sudah pernah berbincang akan hal itu dengan UPTD pasar kranggot, dan sempat memang ingin dipindakan beberapa bulan lalu, hanggar dirapihkan, dibersihkan pada saat itu, pedagang sudah siap menempati, tapi sampai disitu aja, ga ada kelanjutannya lagi, pihak Disperindag dalam hal ini harus bertindak tegas agar UPTD pasar bekerja dengan baik” Ucap Budi Anto
Sementara Sekretaris Disperindag Cilegon,Bayu Panatagama, menjelaskan dengan adaanya surat dari balai besar, para pedagang yang berjualan disepanjang bantaran kali agar segera berkoordisasi dengan UPTD Pasar untuk mendapatkan tempat yang telah tersedia, yakni beberapa hanggar Kosong.
“Kita meminta para pedagang tersebut menempati hanggar yang sudah tersedia, jangan menempati tempat yang bukan peruntukannya, tinggal sekarang silahkan pedagang berkoordisasi dengan UPTD untuk menempati hanggar yang kosong, dan kami sudah menghimbau itu, ada Hanggar utara dan Blok F sudah biasa di pakai, tinggal diatur aja oleh kepala UPTD, namun hanggar barat akan kita bersihkan lagi” Ucap Bayu Panatagama melaui sambungan telpon.

Sementara salah satu pedagang Pakaian yang tak ingin di sebutkan namanya yang berjualan di Auning tengah, mengeluh dan merasa dirugikan dengan banyaknya pedagang yang berjualan disepanjang pintu masuk dan keluar pasar, ia mengatakan dengan keberadaan para pedagang tersebut omset penjualannya jadi menurun.
“ ya bagaimana kang, para pembelinya udah dijegat sama pedagang yang ada di sana (Sepanjang Jalan Pintu Masuk dan Keluar Pasar, red), Pada hal kami selalu membayar uang sewa, kebersihan serta Keamanan, saya sih memang berharap bisa ditertibkan, ga adil rasanya buat kami yang berjualan di aunung tengah ini” Ucapnya. (Ang/red)