
CILEGON, KNO – Kementerian Pertanian (Kementan) mengupayakan pengawasan lalu lintas hewan ternak yang keluar dan masuk pelabuhan, Upaya ini dilakukan seiring dengan Virus Penyakit Mulut dan Kuku yang merebak menjelang Hari Raya Idul Adha.
“PMK ada, iya. (Akan) tetapi (sapi yang mengalami) PMK bisa disembuhkan. PMK memang hadir, tapi tidak membahayakan manusia,” pungkasnya dalam siaran pers yang diterima Kissnews.com Minggu (22/5/2022).
Artinya, lanjut dia, masyarakat tak perlu khawatir mengonsumsi daging sapi. Sebab, pemrosesan produksi daging ternak sudah sesuai dengan protokol kesehatan (prokes) dapat dimakan.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengklaim pengawasan teknis terkait lalu lintas hewan ternak dan pencegahan telah berjalan sesuai prosedur, Mentan pun mengungkapkan, di Cilegon sudah terdapat aplikasi digital dalam proses pengawasan.
“Tempat ini juga melakukan pemeriksaan secara maksimal yang dibantu oleh dokter hewan sehingga tidak boleh ada kontaminasi dari PMK yang bisa kita abaikan,” jelasnya.
Pernyataan tersebut ia sampaikan saat melakukan monitoring tindakan karantina di Cilegon, Sabtu (21/5/2022). Kegiatan ini diawali dengan apel siaga PMK yang langsung dipimpin oleh SYL.
Adapun tujuan dari kegiatan apel siaga PMK adalah menjamin keamanan dan kesehatan lalu lintas hewan ternak, termasuk untuk kebutuhan Idul Adha.
Inspeksi tersebut merupakan salah satu upaya Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Barantan secara aktif terus melakukan pengawasan terhadap hewan ternak di tempat pemasukan dan pengeluaran di seluruh wilayah Tanah Air.
Mentan juga menuturkan, semua hewan yang masuk ke Pulau Jawa harus melalui pemeriksaan. Sebelumnya, kendaraan pengangkut hewan ternak juga wajib steril, Sedangkan hewan ternak yang bermasalah telah disediakan tempat instalasi karantina hewan oleh Kementan.
“Oleh karena itu, saya yakin menghadapi Idul Qurban akan lebih ketat lagi, tetapi tidak menambah susah,” katanya.
Menurut dia, pihaknya memiliki back up yang cukup dalam bidang instalasi karantina penyembuhan hewan bermasalah.
Saat ini, pihaknya masih melakukan karantina seluruh Indonesia siaga 1 sampai 14 hari ke depan untuk memutus virus yang bisa berkembang lebih jauh.