Oleh : Dr H.Ismatullah Syichabudin,S.Pd.,M.Pd
Pada awalnya, kalong, kelelawar, menjadi kambing hitam penyebab corona merebak, pola makan binatang bertaring yang kurang sehat.
Corona menyerang presiden, perdana menteri, para menteri, gubernur, walikota, bupati, tentara, polisi, dokter, guru, insinyur, ulama, pendeta, biksu, ustad, cendekiawan, dan seterusnya.
Sementara, jodoh, nasib dan mati Allah yang mengaturnya.
Yang piknik, belanja, sehat. sementara yang diam aja sakit, terpapar karena bertemu mereka yang beraktivitas tinggi.
Yang kaya sakit yang miskin sehat, Apalagi orang gila dianggap sakti tak kena covid-19, daya tahan tubuh setiap orang beragam dan tidak bisa dipukul rata.
Sudahlah, kita berpikir positip aja, Risalah turun dari Tuhannya untuk manusia sehingga hidup serba teratur sesuai norma dan ajaran kebenaran yang kita ketahui dan pelajari menjadi hudallinnas, serta menjadi pembeda.
Berfikir sederhana untuk menyikapi kondisi yang ada lebih pas daripada ngejelimet sok ilmiah, dr.Tirta berpendapat wes mangan, mangan, mangan Insya Allah covide minggat, tentunya tak lupa baca do’a sebelum makan dan akhiri dengan alhamdulillah sebagai bentuk rasa syukur kita pada yang Maha Kuasa.
Datangnya vaksin merupakan janji Allah bahwa setiap penyakit ada penawarnya, ada obatnya dan hikmahnya luar biasa, APBN, APBD 1&2 Refocusing untuk penanganan pandemi covid-19.
Pabrik masker,APD/hezmet, face shield, handshop, hand sanitizer, disinfectant, laris manis tanjung kimpul barang abes duite kumpul.
Efek negatif sudah barang tentu begitu hebatnya, mengalahkan tsunami dan erupsi gunung berapi tapi tak ada gading yang tak retak, piring selusin ane bae seng pecah mah ari lagi hajatan mah.
No body perfect,
you can do it,
I believe you.
I know, GOD BLESS FOR YOU, ALL OF US.
Manusia adalah khalifah di muka bumi ini, mari kita pimpin diri kita, saudara kita, masyarakat kita dan bangsa ini, karena ketulusan hati akan menjadi penyejuk hati rakyat, gundah gulana karena sesuap nasi.
Salam sehat.
I love you.