CILEGON, KNO – Dalam rangka meningkatkan produksi garam nasional untuk pemenuhan garam industry CAP (chlor alkali plant) yang hingga saat ini masih impor 100%, yaitu sejumlah 2,5 juta ton. Badan Riset dan inovasi nasional (BRIN) bersama PT Indonesia Power PGU suralaya membuat terobosan teknologi pembuatan garam tanpa lahan. Dalam hal ini menggunakan air buangan atau rejected brine PLTU yang belum termanfaatkan dan diproses menggunakan mesin yang terdiri dari unit pretreatment, membran dan kristalizer.
Selain menghasilkan garam dengan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan industry CAP, peralatan ini juga bisa menghasilkan air bersih/air tawar yang siap digunakan dan dapat dikonsumsi. Dengan implementasi ini diharapkan dapat menyelesaikan 2 masalah sekaligus yaitu teknologi ramah lingkungan yang dapat menghasilkan air minum untuk wilayah pesisir maupun untuk air proses industry serta menghasilkan garam yang dibutuhkan oleh industry CAP.
Dikatakan Jodi mahardi selaku Deputi Bidang Koordinasi Sumber daya Maritim yang hadir dalam acara tersebut bahwa pihak nya mengapresiasi Inovasi yang di buat oleh BRIN yang bekerjasama dengan PT Indonesia Power, menurutnya ini adalah program besar agar Indonesia terlepas dari ketergantungan impor garam
“ini adalah sebuah Program besar untuk bisa melepaskan ketergantungan indonseia dari impor garam, seperti yang kita ketahui bersama bahwa kita (Indonesia) masih banyak garam dari Australi, sudah semestinya mesti nya kita sudah menjadi sektor Industri garam yang kuat, dan peneletian inovasi anak bangsa ini kami dukung, kemajuannya luar biasa dan kami sangat optimis dan bisa sukses” Ucap Deputi Bidang Koordinasi Sumber daya maritim, Kementerian Koordinator Bidang kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi saat menghadiri sosialisasi mini Pilot plant garam di PT Indonesia Power Suralaya, Rabu (15/12/2021)
Dalam acara sosialisasi mini pilot plant garam CAP kapasitas 10.000 ton/tahun, yang di harapkan Kehadiran mini pilot plant ini dapat menjadi contoh terwujudnya circular economy dan dapat discale up untuk meningkatkan produktivitas garam nasional yang sesuai dengan kualitas garam industry.
PT Indonesia Power Melalui Sapto Adi Nugroho selaku Executive Vice President Riset Inovasi Dan Engineering mengatakan bahwa pihak nya siap mendukung sejumlah program strategis nasional, salah satu nya Mini Pilot Plant Garam
“Tentu ini adalah program strategis nasional, dan kami sangat mendukung Program strategis nasional ini dan kami akan terus berkoordinasi dengan BRIN untuk merealisasikan program ini” Ucap nya
Acara dihadiri oleh seluruh stake holder kegiatan garam industry terintegrasi yang merupakan bagian dari proyek strategis nasional (PSN) dari sector teknologi. Para calon investor juga diundang hadir agar dapat menyaksikan secara langsung pengoperasian mini pilot plant tersebut.
Sementara BRIN siap mendampingi para investor yang tertarik untuk membangun pabrik garam PLTU ini. Keunggulan teknologi ini adalah dapat beroperasi sepanjang tahun secara kontinyu dan tidak dipengaruhi oleh cuaca dan musim, membutuhkan lahan yang sedikit karena peralatan yang kompak, tidak menggunakan bahan kimia, ramah lingkungan dan tidak ada limbahnya.
“Kita akan menggalang kerjasama dengan semua nya, baik itu dengan Pemda atau terutama Industri , jadi harus kita bicarakan strategis dan tahun depan 100 ribu Ton garam pertahun bisa tercapai, kalau sekarang itu baru tercapai seperempat nya PLTU dari Suralaya ini, jadi potensi nya itu masih besar lagi “ Jelas Peneliti Ahli (Profesor Riset) BRIN, Prof. Dr. Eng. Eniya Listiani Dewi, B.Eng., M.Eng (An/Red)